Senin, 13 Agustus 2012
Susunan Tasykil Ikatan Pelajar Persis Putri Pimpinan Region Garut Masa Jihad 2012/2013
Ketua : Herni Khoerunnisa (PPI 98 Pasir Jeungjing)
Sekretaris : Resi Resdiani (PPI 76 Tarogong)
Bendahara : Anis Sofwatunnisa (PPI 76)
Pendidikan Da'wah (DikDa')/Komunikasi Da'wah (KomDa') : Tika Kania Nurazizah (SMAN 1 Garut)
SDMO : Sifa Rahma (PPI 76)
Kominfo : Azka Mirantin (PPI 76) dan Rini Agustiani (PPI 76)
Keputrian/Kesejahteraan : Gina Resiana (PPI 98), Suhartini M Gole (PPI 76), dan Siti Sopian (PPI 76)
Minggu, 12 Agustus 2012
Organisasi, momen kita untuk BerInfaq dan Bersabar
(yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS.Ali-Imran :134)
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa sedetikpun melepaskan bantuan dari orang lain, semua yang kita makan,minum, pakai, lihat pasti ada orang lain yang berperan didalamnya. dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita mendapati orang lain membantu pekerjaan kita ataupun sebaliknya, kita membantu pekerjaan orang lain. Namun dalam dinamika sosial, hubungan individu dengan individu yang lain tidak selamanya baik, kadang kita mendapatkan ketidak se-pahaman dengan orang lain yang membuat kita kadang merasa jengkel berujung marah. Begitu pula orang lain, kadang karena perbuatan kita, banyak orang merasa risih dan terganggu, baik disadari atau tidak sama sekali. Begitu pula dengan hal menyangkut perekonomian, keadaan ekonomi seseorang tidak selalu cukup dan tidak selamanya kurang asal ia mau berusaha, kita sering sekali menemukan orang-orang menengadahkan tangan di perempatan jalan untuk sesuap nasi, juga banyak orang yang berlomba-lomba memberikan harta terbaiknya untuk menolong kehidupan sesama, hal ini tentu merupakan dari ragam warna kehidupan yang menuntut kita mampu memilih sikap sesuai keadaan.
Allah Swt dalam wahyu yang Ia turunkan melalui Jibri As kepada Nabi Muhammad Saw memberikan arahan langsung apa yang harus kita perbuat dalam dahsyatnya gelombang pergaulan manusia. Allah mengajarkan kepada kita untuk meng-infaq-kan harta kita baik dalam keadaan lapang maupun sempit dan menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain sebagaimana yang telah saya kutip dari ayat al-Qur’an diatas.
Al-Maraghi menuliskan dalam kitabnya bahwa melakukan infaq dalam dua kondisi, yaitu mudah dan sempit menunjukan ketaqwaan (al-Maraghi juz IV:117), kita bisa mengeluarkan infaq bergantung pada kemampuan kita, kita bisa memberikan infaq kepada pengamen di Bus Damri saat kita pulang sekolah, membayar infaq bulanan atau biasa kita kenal dengan Uang Kas, memberikan ongkos lebih kepada Mang Becak yang bersedia mengantarkan kita tepat di depan sekolah, atau mentraktir makan siang teman yang membawa bekal pas-pasan dengan niat semata-mata karena Allah Swt.
Dalam menyikapi sifat manusia yang kadang tidak sesuai dengan kepribadian kita pun Allah Swt telah memberikan arahannya kepada kita untuk senantiasa bisa bersabar dan memberi maaf kepada orang lain. Orang yang menahan dan mengekang perasaan amarahnya, tidak mau melampiaskan, sekalipun hal itu bisa saja ia lakukan merupakan perbuatan yang jarang bisa dilakukan oleh setiap orang (al-Maraghi Juz IV:121). Setiap hari kita disibukan dengan situasi yang kadang kala menguras kesabaran kita, lalu lintas yang macet, pengendara lain yang menabrak dari belakang, teman yang sulit sekali mengerti saat kita menjelaskan materi dalam tugas kelompok, teman yang mengobrol pertandingan bola semalam padahal guru sedang seru menjelaskan bab fluida saat pelajaran fisika, atau amanah kepanitiaan yang begitu banyak sampai-sampai kita sibuk oleh sms undangan rapat yang mengganggu jam tidur siang. Semua ini bisa kita lalui dengan perasaan senang tentu jika kita melewatinya dengan kesabaran. Belum lagi kesabaran akan meningkatkan derajat kita jauh diatas orang-orang yang tidak bisa menahan emosinya.
Dalam sisa umur kita yang kian hari kian berkurang kita bersama bertekad untuk meningkatkan kesabaran, kepekaan sosial kita dengan berinfaq dalam keadaan lapang dan sempit dengan niat semata-mata karena Allah, bersabar dalam menjalankan amanah dengan baik, bekerja sesuai porsi dan fungsi. berharap kita bisa masuk dalam golongan orang-orang yang dicintai-Nya, masuk kedalam surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan. Mulailah dari hal yang terkecil, karena sesuatu yang besar dimulai dengan hal yang kecil dan kehidupan sukses dimasa depan dimulai dari hari ini.(Trias, 2012)
Oleh Trias Abdullah (Sekretaris PP.IPP)
Diposkan Oleh Dept.Komunikasi-Informasi PP.IPP
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa sedetikpun melepaskan bantuan dari orang lain, semua yang kita makan,minum, pakai, lihat pasti ada orang lain yang berperan didalamnya. dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita mendapati orang lain membantu pekerjaan kita ataupun sebaliknya, kita membantu pekerjaan orang lain. Namun dalam dinamika sosial, hubungan individu dengan individu yang lain tidak selamanya baik, kadang kita mendapatkan ketidak se-pahaman dengan orang lain yang membuat kita kadang merasa jengkel berujung marah. Begitu pula orang lain, kadang karena perbuatan kita, banyak orang merasa risih dan terganggu, baik disadari atau tidak sama sekali. Begitu pula dengan hal menyangkut perekonomian, keadaan ekonomi seseorang tidak selalu cukup dan tidak selamanya kurang asal ia mau berusaha, kita sering sekali menemukan orang-orang menengadahkan tangan di perempatan jalan untuk sesuap nasi, juga banyak orang yang berlomba-lomba memberikan harta terbaiknya untuk menolong kehidupan sesama, hal ini tentu merupakan dari ragam warna kehidupan yang menuntut kita mampu memilih sikap sesuai keadaan.
Allah Swt dalam wahyu yang Ia turunkan melalui Jibri As kepada Nabi Muhammad Saw memberikan arahan langsung apa yang harus kita perbuat dalam dahsyatnya gelombang pergaulan manusia. Allah mengajarkan kepada kita untuk meng-infaq-kan harta kita baik dalam keadaan lapang maupun sempit dan menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain sebagaimana yang telah saya kutip dari ayat al-Qur’an diatas.
Al-Maraghi menuliskan dalam kitabnya bahwa melakukan infaq dalam dua kondisi, yaitu mudah dan sempit menunjukan ketaqwaan (al-Maraghi juz IV:117), kita bisa mengeluarkan infaq bergantung pada kemampuan kita, kita bisa memberikan infaq kepada pengamen di Bus Damri saat kita pulang sekolah, membayar infaq bulanan atau biasa kita kenal dengan Uang Kas, memberikan ongkos lebih kepada Mang Becak yang bersedia mengantarkan kita tepat di depan sekolah, atau mentraktir makan siang teman yang membawa bekal pas-pasan dengan niat semata-mata karena Allah Swt.
Dalam menyikapi sifat manusia yang kadang tidak sesuai dengan kepribadian kita pun Allah Swt telah memberikan arahannya kepada kita untuk senantiasa bisa bersabar dan memberi maaf kepada orang lain. Orang yang menahan dan mengekang perasaan amarahnya, tidak mau melampiaskan, sekalipun hal itu bisa saja ia lakukan merupakan perbuatan yang jarang bisa dilakukan oleh setiap orang (al-Maraghi Juz IV:121). Setiap hari kita disibukan dengan situasi yang kadang kala menguras kesabaran kita, lalu lintas yang macet, pengendara lain yang menabrak dari belakang, teman yang sulit sekali mengerti saat kita menjelaskan materi dalam tugas kelompok, teman yang mengobrol pertandingan bola semalam padahal guru sedang seru menjelaskan bab fluida saat pelajaran fisika, atau amanah kepanitiaan yang begitu banyak sampai-sampai kita sibuk oleh sms undangan rapat yang mengganggu jam tidur siang. Semua ini bisa kita lalui dengan perasaan senang tentu jika kita melewatinya dengan kesabaran. Belum lagi kesabaran akan meningkatkan derajat kita jauh diatas orang-orang yang tidak bisa menahan emosinya.
Dalam sisa umur kita yang kian hari kian berkurang kita bersama bertekad untuk meningkatkan kesabaran, kepekaan sosial kita dengan berinfaq dalam keadaan lapang dan sempit dengan niat semata-mata karena Allah, bersabar dalam menjalankan amanah dengan baik, bekerja sesuai porsi dan fungsi. berharap kita bisa masuk dalam golongan orang-orang yang dicintai-Nya, masuk kedalam surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan. Mulailah dari hal yang terkecil, karena sesuatu yang besar dimulai dengan hal yang kecil dan kehidupan sukses dimasa depan dimulai dari hari ini.(Trias, 2012)
Oleh Trias Abdullah (Sekretaris PP.IPP)
Diposkan Oleh Dept.Komunikasi-Informasi PP.IPP
Ikatan Pelajar Persis: Ikatan Pelajar Peduli Pelajar
baru-baru
ini terdengar kabar dibentuknya ikatan pelajar persis atau mungkin
disingkat IP Persis (kayanya ga mungkin disingkat IPP, Persis kan udah
singkatan masa mau disingkat lagi?). setau saya organisasi ini bergerak
dalam bidang pendidikan, fokus terhadap pendidikan dan hal-hal yang
berhubungan dengan pelajar lainya. adapun moto daro IP persis ini adalah
'ar-Rasikhuna fil ilmi' yang berorientasi kepada konsentrasi
pendidikan. ikatan pelajar persis ini berpusat di kota bandung tepatnya
dijalan Perintis Kemerdekaan no.2-4 Bandung, di kantor Pimpinan Pusat
Persatuan Islam. walaupun kabarnya IP Persis ini masih dibawah HIMA
Persis atau dengan kata lain organisasi ini belum menjadi otonom persis.
IP
Persis ini diharapkan bisa menjadi media pembersatu seluruh pelajar
persis di Indonesia khususnya dan Pelajar Muslim diIndonesia umumnya.
Organisasi ini seolah menjadi harapan pelajar nusantara untuk
memperbaiki bobroknya moral pelajar sepuluh tahun terakhir ini yang
membuat gerah banyak orang, mulai dari hal terkecil yaitu seragam
sekolah yang bajunya dikeluarkan atau celana seragam yang mengecil pada
bagian bawah bargaya rock n roll atau sampai masalah yang paling memprihatinkan yaitu free sex
yang banyak dilakukan oleh para pelajar. mudah-mudahan IP Persis ini
bisa menjadi organisasi yang menjadi idaman masyarakat yang telah
menanti generasi yang bisa memajukan bangsa ini dengan agama, ekonomi,
kesejahteraan sosial, politik dan lainya.
http://ikatanpelajarpersis14.blogspot.com/2011/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://ikatanpelajarpersis14.blogspot.com/2011/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Ikatan Pelajar Persatuan Islam: Menyatukan Pelajar dalam satu Ikatan
di awal pergerakanya, Ikatan Pelajar Persis memulai dengan Konferensi Pelajar Muslim se-Kota Bandung. Acara ini dinamakan “Parijs van Java Moslem Conference”. “Kami beri awalan ‘Parijs van java’ karena konferensi ini berlangsung di Bandung, untuk konferensi selanjutnya yang diadakan di kota selain Bandung, tentu namanya tidak akan Parijs van Java namun disesuaikan dengan ciri khas dari kota tersebut.” Ujar Andi M Nurdin, penggagas acara ini.
Pembahasan utama dalam konferensi ini adalah masalah seputar akhlak atau moral dikalangan pelajar yang lima belas tahun terakhir ini mengalami penurunan yang sangat signifikan, terlebih lima tahun terakhir ini yang menjadikan pelajar sebagai pelaku kejahatan, berita kriminal yang diinformasikan oleh media selama tujuh hari, dua hari diantaranya menginformasikan bahwa pelaku kejahatan dilakukan oleh usia wajib belajar. Mulai kasus pembunuhan karena hal sepele, bunuh diri karena putus cinta, atau pornografi yang melibatkan oknum pelajar. Ditinggalkanya nilai-nilai moral justru akan menjadikan Negara ini bertambah buruk, bukanya modernisasi atau gaul menurut anak-anak jaman sekarang, tapi yang ada hanyalah kebobrokan moral pelajar. Melihat banyaknya moral pelajar yang perlu dibenahi ini, Ikatan Pelajar Persatuan Islam ini berupaya untuk memperbaiki keadaan, khususnya kepedulian kepada sesama pelajar Muslim.
Konferensi ini mengundang sekolah-sekolah Negri dan Swasta tingkat Sekolah menengah Atas atau SMA. Untuk tahap pertama konferensi ini diselenggarakan di kota Bandung terlebih dahulu, untuk tahap selanjutnya akan diadakan di kota-kota besar di pulau jawa, dan setalah itu maju ke tahap konferensi pelajar pada tingkat nasional. Ikatan Pelajar Persatuan Islam memang organisasi yang tergolong sangat muda, namun organisasi pelajar yang kreatif ini telah berfikir jauh kedepan demi kemajuan Negara pada umumnya dan Islam khususnya.
http://ikatanpelajarpersis14.blogspot.com/2011/09/ikatan-pelajar-persatuan-islam.html#
MARS RG-UG PERSIS
MARS UMMAHATUL GHAD
UG Ummahatul Ghad
Putri Islam pelajar
Bela kalimat Tuhan
Quran Sunnah jadi pegangan
UG Ummahatul Ghad
Sadarkan kewajiban
Ummat yang akan datang
Kamilah jadi syuhadanya
Reff.
Giatlah belajar dan tabahlah
Engkaulah pahlawan harapan
Jihadmu tak kecil artinya
Dengan Allah kau tetap jaya
UG Ummahatul Ghad
Jadilah kau teladan
Maju terus jangan gentar
Biar asing asalkan benar
Putri Islam pelajar
Bela kalimat Tuhan
Quran Sunnah jadi pegangan
UG Ummahatul Ghad
Sadarkan kewajiban
Ummat yang akan datang
Kamilah jadi syuhadanya
Reff.
Giatlah belajar dan tabahlah
Engkaulah pahlawan harapan
Jihadmu tak kecil artinya
Dengan Allah kau tetap jaya
UG Ummahatul Ghad
Jadilah kau teladan
Maju terus jangan gentar
Biar asing asalkan benar
MARS RIJALUL GHAD
Rijalul Ghad siap berjuang
Rijalul Ghad siap menerjang
Quran Sunnah pasti bisa kalahkan
Gerakan Syetan mari kita lawan
Reff.
Marilah mari mari kita berdiri
Dengan seruan napiri Ilahi
Janganlah gentar Allah tak mungkir janji
Hidup nan Jaya ke Allah kembali
Rijalul Ghad siap menerjang
Quran Sunnah pasti bisa kalahkan
Gerakan Syetan mari kita lawan
Reff.
Marilah mari mari kita berdiri
Dengan seruan napiri Ilahi
Janganlah gentar Allah tak mungkir janji
Hidup nan Jaya ke Allah kembali
Sebuah lagu yang yang mengisyaratkan perjuangan RG-UG, mulai sedikit terlupakan..
(Sebuah Refleksi Tentang ARMADA Masa Depan Persis)
(Sebuah Refleksi
Tentang ARMADA Masa Depan Persis)
Sebuah cerita masa silam, saat-saat dibentuknya "Ikatan Pelajar Persis"
Pengakuan terhadap eksistensi RG-UG telah datang dari berbagai unsur jam’iyyah Persis. Sebagai organisasi santri intra pesantren, RG-UG menjadi tonggak perjuangan awal kaum terpelajar persis. RG-UG mempunyai kekuatan historis yang tidak mungkin begitu
saja terlupakan. Sejak tahun 1943 RG-UG didirikan, dua tahun lebih muda dari
usia republik ini. Jika kita meriview kembali perjalanan panjang santri-santri
pewaris estapet perjuangan persis ini, maka sungguh akan kita temukan betapa
besarnya kontribusi RG-UG dalam pembangunan ruhul jihad generasi-generasi
persis yang tersebar di empat otonom; pemuda, pemudi, hima dan himi persis.
Sebagai gerbang menuju kader-kader ummat, RG-UG telah sangat ideal waktu itu. RG-UG menjelma menjadi organisasi pelajar yang meretorika-kan
diri sebagai wadah efektif kaderisasi persis kala itu. Dengan semboyan
visionernya "Syubbanul Yaum Rijalul Ghad Wa Banatul Yaum Ummahatul
Ghad" RG-UG telah mampu menghadirkan semangat mujahid, mujadid dan
mujtahid dalam ranah perjuangan kaum muda Persis. Simbolitas-simbolitas
keorganisasiannya begitu kuat, bola dunia hitam sebagai logo, "Hayatuna
Kulluha Ibadah" sebagai landasan, surat Al Furqan (63) sebagai spirit,
serta himne-himne perjuangannya. RG-UG adalah rahim yang senantiasa melahirkan arsitek-arsitek persis yang hebat.
Arsitek-arsitek itulah yang kemudian hari membangun jam’iyyah ini.
Kultur positif inilah yang menjadi identitas asli RG-UG. Kiprah RG-UG sebagai organisasi yang bertujuan
melahirkan bapak-bapak dan ibu-ibu (baca: pemimpin-pemimpin) masa depan ini
tidak pernah surut. RG-UG senantiasa berada di gerbong paling depan jam’iyyah ini, menemani perjalanan dakwah sang lokomotifnya
(baca: Persis). RG-UG dengan konteks Ar Rasikhuna Fil Ilmi
"totalitas ilmu" nya mampu menjadi generasi Ibnu Abbas sang ulama
muda. Dengan spirit jihadnya sanggup menjadi penerus Usamah sebagai panglima
muda Islam. Sehingga tidak berlebihan jika RG-UG disebut sebagai benteng pertama dan utama jam’iyyah ini. Mengenai "aturan main"
berorganisasi, RG-UG diatur dalam Qanun asasi dan dakhili yang disusun tahun 1996 dalam musyawarah RG-UG se-nasional di Pesantren Persis 67 Benda yang masih
menjadi pegangan sebagian RG-UG hingga saat ini.
Jika dapat dihitung secara pasti, maka RG-UG akan unggul secara kuantitas. Artinya, RG-UG sebagai sebuah lumbung kader-kader yang potensial.
Tersebar di lebih dari dua ratus pesantren persis se-Indonesia, dari Serang,
Matraman, Algifari, Pajagalan, Tarogong, Benda, Magetan, Bangil hingga Sepaken,
bahkan hingga ke Alor. Setiap tahunnya, lebih kurang enam ribu alumnus RG-UG dilepas ke kehidupan realitas jamaah. Jika berhasil di RG-UG nya, mereka dengan ilmunya akan menjadi mercusuar ummat.
Namun jika sebaliknya, tidak menutup kemungkinan mereka hanya sebatas menjadi
inang jam`iyyah. Di zaman ini. dengan segala tantanganya, RG-UG di pesantren-pesantren persis seluruh Indonesia sudah
tidak mampu lagi melaksanakan tugas sebagai center forming of cadres. RG-UG sekarang cenderung mandul dan hanya sekedar menjadi
pemanis kegiatan-kegitan otonom-otonom persis. Jarang ditemui, RG-UG yang memahami, mencintai, dan merasa memiliki jam`iyyah
ini. Sebuah ironi yang nyata-nyata terjadi di berbagai daerah.
Kemudian ketidakberdayaan RG-UG dengan berbagai alasan,
telah sampai pada sebuah titik terendah perjuangan "totalitas ilmu". Ini kita sadari sebagai sebuah akibat lemahnya bimbingan
defensif dari lembaga pendidikan persis itu sendiri atau "yang memegang
kebijakan pendidikan persis". Santri tidak dipersiapkan menghadapi zaman
dan segala tantanganya. Hal ini menuntut kita berintropeksi untuk menyusun
sebuah rencana "nyata" bagaimana membina kembali RG-UG menjadi kader-kader ummat. Secara faktual, RG-UG di berbagai pesantren telah terlelap dalam gelimang
kemajuan zaman, teknologi dan pergaulan. Mereka menjadi manusia-manusia yang
hedonis materialistis. Jika bukan dengan organisasi yang kuat, maka RG-UG sebagai janin jama`ah bukan tidak mungkin akan mengalami
keguguran sebelum lahir ke realitas perjuangan jam`iyyah. Atas pemikiran itu,
kita telah sampai pada sebuah hipotesa penting bahwa perlu adanya wadah yang
efektif dalam kerangka kaderisasi di RG-UG. Sebuah organisasi yang mengakomodir
gerakan kaderisasi jam`iyyah. Organisasi ini membidik seluruh RG-UG dan pelajar persis tak terkecuali.
Pelajar Nahdhatul Ulama dan Pelajar Muhammadiyah telah
sejak lama sekali sampai pada tahap aksi di tataran nasional dalam hal
pengkaderan dan kontribusinya terhadap masyarakat. Jika menyentuh ego santri
persis, ini akan menjadi ketidak percayaan diri pelajar persis yang berujung
pada keengganan mereka untuk ber-RG dan ber-UG. Ini dengan gamblang menunjukan betapa lemah dan
tumpulnya pola kaderisasi kita, pola bimbingan kita, pola berpikir kita, pola
pendidikan kita bahkan pola berjam`iyyah kita. Perlu diingat, santri persis
sekarang telah mempunyai mata, telinga, dan rasa sehingga mereka melek terhadap
perkembangan pemikiran. Jika tidak diarahkan melalui organisasi yang kuat,
mereka akan keluar dari koridor pemikiran "totalitas ilmu", sehingga
menjadi sulit mewujudkan generasi Tafaqquh Fid Din seperti apa yang
diharapkan selama ini.
Wacana berhimpun yang muncul pada Silaturahmi Nasional
Santri Persis pertama di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta tahun 2005 silam
adalah sebuah cerminan keinginan kuat teman-teman RG-UG untuk berhimpun. Dalam perkembangan wacana ini bahkan
sampai pada sebuah pemikiran untuk menbina sebuah otonom baru dari Persatuan Islam. Begitu kuatnya hasrat ingin berhimpun
ini, hingga klimaksnya pada Silaturahmi Nasional santri persis kedua di Bumi
Perkemahan Kiara Payung, Sumedang 2008 lalu, muncul wacana IPP (Ikatan Pelajar
Persis). Wacana ini berkembang menjadi sebuah aksi nyata ditandai dengan
dideklarasikanya Majelis Presidium IPP. IPP sebagai sebuah konsep "belum
jadi" bahkan telah disetujui dan di dukung penuh oleh dua tokoh utama
Persis kala itu yaitu Alm. Almukaram Al Ustadz Shidiq Aminullah selaku Ketua
Umum PP Persis dan Alm. Almukaram Al Ustadz Entang Muchtar ZA selaku Ketua
Bidang Jamiyyah PP Persis. Pada perkembanganya (2008-2010) wacana IPP ini
mengalami berbagai tantangan, hingga perlahan padam. Padamnya wacana ini jangan
dianggap sebagai padamnya pula hasrat ingin berhimpun dari teman-teman RG-UG. Padamnya wacana ini adalah sebuah "kejenuhan"
RG-UG dalam mewacanakan. Kejenuhan ini muncul akibat dari
tidak diperhatikannya aspirasi mereka untuk berhimpun.
Untuk berhimpun dalam satu "Ikatan Pelajar
Persis" tentunya memerlukan dukungan dari berbagai elemen masyarakat
persis tanpa terkecuali. Yang nantinya, dengan IPP ini kita akan mengembalikan
rg-ug dalam jalurnya. Mengkoordinasikanya menjadi wadah kader kembali. Menjadi
langkah efektif untuk mewujudkan generasi Tafaqquh Fid Din. Mencetak
kader-kadernya menjadi Ibadur Rahman. Yaitu kader yang beraksi untuk
mengabdi, dengan rendah hati dan akhlak yang baik, berdakwah, dan memberikan
solusi pada persoalan keumatan (sesuai amanah surat Al Furqan ayat 63 yang
dijadikan platform rg-ug sejak 1943).
Jika Band Armada dalam lagunya berkata "Mau dibawa
kemana?" RG-UG sebagai Armada masa depan Persis bertanya Mau dibawa
keman kami ini?.
M. Ryan Alviana
Langganan:
Postingan (Atom)