Perjuangan IPP?
Oleh: Irham M
IPP atau ikatan pelajar persis
adalah sebuah nama bagi cawan penampung aspirasi pelajar. Siapakah orang yang
tidak mengenal nama itu selain orang-orang yang tidak peduli akan kemajuan
ummat. Bagi mereka yang ingin meneruskan risalah Rasulullah SAW, penerus ulama-ulama
terdahulu yang eksistensinya melanglang dunia, pastilah nama itu terpatri dalam
hatinya, bukan untuk mengagung-agungkan sebuah nama, tapi untuk berusaha
membela agama tauhid yakni al-Islam dengan perjuangan yang besar meski hasilnya
dianggap kecil, tidak menjadi penghambat untuk terus berjuang.
Ir. Soekarno mengatakan,
“berikanlah aku sepuluh pemuda maka akan aku guncang dunia.” Kata-kata itu
menjadi salah satu dasar bahwa adanya pemuda menjadi salah satu bahkan menjadi
yang paling besar dampaknya untuk kemajuan ummat dan bangsa. Maka, apakah salah
jika sebuah nama IPP maju ke depan sebagai penanggungjawab untuk mengarahkan
dan membimbing pelajar menjadi terpelajar agar menjadi pemuda yang siap
bergerak maju bukan dengan keinginan mendapatkan sesuatu tapi berkeinginan
memberi sesuatu yang bermanfaat untuk ummat yaitu raga yang siap terbelah
seperti batu karang jika ditimpa deburan ombak besar, yang siap merasakan sakit
sebelum datangnya kebahagiaan sejati, dan siap berkorban demi berdirinya
syariat Islam.
Enam tahun sudah IPP mengukir
sejarahnya sendiri. Pahit-manis, tantangan, dan perjuangan yang membuat para
pelaku sejarahnya mengeluarkan apa yang mereka miliki telah mereka rasakan
bersama-sama. Akan tetapi, meskipun berjuang untuk ummat, tetap saja nama itu (IPP)
berjuang sendiri, terombang-ambing antara dipertahankan atau dihapuskan. Apakah
waktu tiga tahun belum cukup untuk membuktikan bahwa kami pun layak
memperjuangkan ummat. Perjuangan kami tidak akan optimal jika kami berjuang
sendiri, maka saatnyalah kami para pelajar persis berjuang bersama-sama di
ranah persis bukan karena menginginkan sebuah tempat untuk IPP, tetapi kami
ingin ikut andil memajukan ummat sebagai warosatul anbiya.
Arrasikhuna fil ilmi, “Allahu
Akbar!”
“Perjuangan loyalitas menghasilkan
kreasi tampa batas.”